MANUSIA telah menyadari bahwa fungsi utama keberadaan mereka di muka bumi adalah untuk memelihara dan membangun peradaban. Dalam menjalankan fungsi utamanya ini, manusia harus kembali pada jiwa kemanusiaannya. Namun, semakin tinggi peradaban dibangun, semakin canggih teknologi ditemukan, manusia bermetamorfosis menjadi beragam wajah. Wajah-wajah ini memperlihatkan sisi terbaik kemanusiaan, tetapi tidak jarang pula berlaku sebaliknya. Kondisi ini juga terlihat dalam perilaku dan gaya hidup manusia Indonesia di berbagai daerah. Keberagaman budaya lokal dengan kearifannya beradu dengan derap modernisasi dan disrupsi zaman industri. Ini menghadirkan manusia Indonesia yang ambivalen: menjadi baik sekali atau menjadi buruk sekali. Fenomena ini dapat ditelusuri dari berbagai aktivitas berbahasa, bersastra, dan pengajaran. Oleh karena itu, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Timor bermaksud meneroka masalah ini dalam Seminar Nasional bertajuk “Wajah Kemanusiaan dalam Perspektif Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pengajarannya”. Seminar ini mengundang para dosen, peneliti, guru, mahasiswa, dan praktisi untuk menyajikan pemikiran dan hasil penelitian mereka untuk melihat wajah kemanusiaan dalam perspektif ilmu pengetahuan linguistik, sastra, dan pengajaran bahasa dan sastra Indonesia.